Hai
silahkan share pengalaman mistismu disini

Sunday, September 28, 2014

Lorong waktu di kaki gunung tampomas sumedang

suara miaw
Lorong waktu di kaki gunung tampomas sumedang

Kembali lagi nih saya bercerita nama saya ako ambardi saya tinggal di sumedang tepatnya di tanjungkerta aga dekat dengan kaki gunungnya walau harus berjalan cukup jauh, langsung saja ceritanya hari itu tepatnya hari sabtu malam tepatnya jam 06.50, tetangga saya yang aga jauh rumahnya, dia memberitahukan kepada pa RT di kampung saya bahwa suaminya yang bernama supri(nama samaran) ga pulang-pulang sampai jam segini, dan pa supri memberitahukan bahwa dia mau pergi mencari kayu bakar ke tempat yang di sebut pasir keueus, tapi pa RT menanggapinya hanya hal biasa saja, dan pa RT berkata tunggu sampai jam 7.30 saja kalau masih ga ada kita bersama warga akan mencari dia, dan pada pukul 7.30 malam warga yang hanya berjumlah 19 orang kebingungan mencari orang yang bersedia ikut menceri pa supri karna katanya si pamali pasti ada yang celaka jadi perlu 1 lg dengan umur saya yang masih ber umur 15 pada waktu itu saya memberanikan diri ikut mencari beliau, dan kami segera berangkat perjalanan yang sangat melelahkan dan saya melihat pohon yang sangat aneh dengan diameter yang sangat besar, dan ki ardi menunjuk ke pohon itu, nah itu adalah wilayah pasir keueus berarti kita sudah sampai, ketika sampai kira kira jam 10.40 malam kami mengadakan do’a dulu untuk mencari petunjuk dengan di pimpin pa ardi yang sekarang jadi guru spiritual saya, dan kami memual pencarian kami terus mencari pa supri tapi kami malah menemukan hal-hal aneh mulai munculnya bayangan-bayangan seperti kuda bersayap, dan kucing yang sangat besar dan yang sangat terkejut pa ardi guru spiritual di RT saya berteriak ‘’JANGAN BERGERAK’’ dan kami berhenti, dan katanya dia menemukan jalan gaib, jalanya di pagari pagar dari emas dan jalan itu menuju ke sebuah pohon randu yang besar, dan katanya di pohon itu ada sebuah pintu gaib yang ga kasat mata, dan kami tidak melihatnya dan hanya pa ardi yang bisa melihatnya, dan pa ardi mulai mendekati pohon randu yang sanyat besar dan tiba tiba saja dia menghilang ketika menepuk 3x akar pohon randu itu, dan kami terheran heran dan kami hanya diam saja mendengarkan peritah pa ardi yang menyuruh kami untuk diam dan jangan lari atau mendekati apapun hal yang terjadi, dan kami terkejut ketika pa ardi keluar lagi setelah 40 menit menghilang dan dia keluar dari balik pohon randu, dan pa ardi seperti orang kecapean ngos ngosan dan keringatan kami ga tau apa yang terjadi, kami bertanya tanya pada pa ardi apa yang sudah terjadi tapi pa ardi dengan keringatan menjawab bahwa dia masuk ke sebuah lorong hitam yang gelap dan sampai di sebuah tempat yang ada pohon besarnya juga tapi dia sadar sekali bahwa pa ardi bukan berada di tempat yang sama, setelah beliau bercerita begitu dia langsung duduk bersila dan menyuruh kami menjauhinya, dan kami menunggu beliau, setelah beliau mulai tenang dia berbicara kepada kami bahwa kemungkinan pa supri juga masuk ke dalam lorong gaib tersebut, dan ia berbicara juga bahwa pintu gaib itu sampainya ke sebuah tempat yang berada di subang jawa barat, dan katanya ga usah di cari pa supri akan kembali dengan sendirinya, dan benar saja 4hari kemudian pa supri di antarkan oleh tokoh masyarakat yang berada di subang, dan katanya pa supri di temukan tergulai lemas di jalan tepat dekat pabrik aqua di subang.
Sekian cerita dari saya maaf kalau terlalu panjang karna ini sangat nyata, dan mohon maaf saya tidak bisa memberikan nama asli orang yang saya rubah jadi pa supri karena orangnya kini sudah meninggal dan saya kurang sopan kalau menulis namanya di cerita ini.
Maaf berbelit belit tapi cerita ini benar benar asli!

Lift di Kantorku

suara miaw
Lift di Kantorku


Sudah beberapa minggu ini Lift di kantorku rusak. Tentu saja ini membuat aku harus naik melalui tangga menuju lantai 2 dimana ruanganku berada. Setiap hari aku terbiasa tiba di kantor jam 7 pagi. Disaat itu biasanya hanya ada aku, satpam, maintenance dan cleaning service yang baru tiba di kantor. Namun hari itu menjadi hari yang berbeda untuk diriku.

Jam 06.50

Aku pandangi pintu basement dari tempat parkiran motor. Pintu dan dinding basement memang terbuat dari kaca tembus pandang. Biasanya ada satpam yang berdiri di dalam ruangan itu. Namun tak kutemukan seorangpun disana. Aku melangkah santai menuju ke pintu masuk Lift. Lift di kantorku memiliki 2 buah pintu yang berseberangan. Satu menghadap ke timur, dan lainnya menghadap ke barat. Jika masuk dari basement dan lantai 1 maka harus melalui pintu timur, dan keluar menuju ruanganku di lantai 2 melalui pintu barat.

Saat hampir mencapai anak tangga yang berada di samping Lift, tiba-tiba terdengar suara bunyi menyusul pintu Lift yang terbuka dengan sendirinya tanpa seorangpun kulihat memencet tombol. “Wah, kebetulan.” Pikirku senang. Mungkin Lift sudah selesai diperbaiki. Aku segera masuk ke dalam Lift tanpa rasa curiga sedikitpun.

Aku berdiri menghadap pintu barat (pintu menuju lantai 2). Perlahan-lahan pintu Lift menutup dan bergerak naik. Bersamaan dengan itulah aku merasakan aura yang berbeda berasal dari belakangku. Seperti ada yang berdiri di balik tubuhku. Aku menoleh sedikit ke belakang. Dan benar!!! Kulihat sosok perempuan berdiri mengenakan handless dress warna putih selutut. Rambut tergerai sepunggung, kulit pucat kebiruan, kepala yang agak tertunduk. Namun yang paling mengagetkanku adalah kaki perempuan ini terbalik. Telapak kakinya bukan ke arah depan, melainkan ke belakang. Baru kali ini kutemukan mahkluk dengan bentuk kaki yang aneh.

Dia yang semula berdiri diam menghadap ke arah pintu timur perlahan bergerak melayang ke arahku tanpa membalikkan tubuhnya. Iya…dia melayang mundur! Aku tidak dapat berkata apa-apa kala itu. Lidahku kelu dan persendianku seakan kaku tak dapat digerakkan. Oh Tuhan, perempuan ini semakin mendekatiku. Dengan jarak hanya beberapa centimeter, tubuhnya seolah semakin bertambah tinggi di hadapanku. Beruntunglah pintu Lift sebelah barat terbuka dan aku langsung menghambur keluar dari sana. Tak kuperhatikan lagi apa yang terjadi di belakangku. Aku langsung melangkah tergesa menuju meja kerjaku. Sambil berharap ada rekan kerja yang sudah datang.

Jam 09.00

“Pak Erwin, lagi ngapain? Emang Lift nya rusak lagi?” aku bertanya keheranan melihat pak Erwin-maintenance staff-yang sedang berjongkok membongkar pintu mesin Lift. “Lho, kan memang Lift udah beberapa minggu ini rusak mbak. Saya baru coba pasang sparepartnya pake sparepart yang tadi di kasih bagian Purchasing. Mudah-mudahan cocok. Kalo enggak cocok ya terpaksa nunggu sparepart yang lainnya.” Jelas pak Erwin sambil sibuk mengutak-atik mesin Lift. “Tadi pagi sempat nyala kok, Pak.” laporku. Pak Erwin langsung memandangiku dengan kening berkerut, “Nyala? Nyala gimana?” tanya-nya kebingungan. “Iya nyala. Liftnya nyala.” Ujarku ngotot. “Saya itu dari jam 6.30 sudah ada di kantor. Seperti biasa saya cek seluruh gedung termasuk Lift ini. Dan saya yakin kalo Lift ini tidak berfungsi, mbak. Bahkan sparepartnya saja baru saya terima dari Purchasing. Makanya saya sekarang coba perbaiki. Siapa tau bisa bener.” Jawab Pak Erwin tanpa memperdulikan kekagetanku atas penjelasan dia barusan. Akhirnya aku permisi meninggalkan Pak Erwin dengan perasaan yang tidak karuan. Wah, ini yang kedua kalinya aku mengalami hal yang kurang menyenangkan di dalam Lift.

Suster Misterius di RS Bethesda Jogja

suara miaw
Suster Misterius di RS Bethesda Jogja

Singkat cerita gw ama teman-teman nungguin teman gw yang lagi sakit DB, biasa anak-anak kan kompak apalagi ada acara kaya gini mereka pada solid. Nah kita 2 orang yang nunggu kebetulan besok pagi kuliah off, jadi gw sama teman yang off juga dapet jatah nunggu dah.

Malem jam 8.00 PM gw keluar beli martabak ama nasi padang, teman gw jagain yang sakit. Pas gw tiba di room si teman gw yang sakit, teman gw yang jaga itu senyam senyum ga tw kenapa, trus dia ajak gw keluar and kebetulan yang sakit uda tepar mimpi di ninabobo`in suster cantik mungkin.

Teman gw buka tas, ternyata dia bawa minuman 2 botol vodka. Hahaha dasar orang aneh, jaga orang sakit juga masih sempet. Gw di kasi nya 1 bott dorongan nya martabak cuy.. polll enak e. Kita nyender di tembok yang kaya nya dulu bekas koridor cz keliatan potongan nya kaya cuma di sekat gitu.

Minum uda abis, botol uda di taro tong sampah, kira-kira itu pukul 1.00 AM, uda teler dah ukuran nya. Tiba-tiba di kejauhan ada suara gledek.. gledek... Aku tanya sama teman "Opo kae?". Teman cuma bilang gini "Palingan mung suster gowo bandeng (di Jawa istilah bandeng itu tuh mayat atau bangkai cz ikan bandeng kan uda mati kalau di pasar ^^) tiba-tiba deket".

Ya di pikiran kita "Ini kan jalan", dari duduk rapat kita buka jalan gitu, and si suster bilang "Permisi ya mas". Gw jawab aja "Iya sus", maklum gw kan orang nya ramah dalam keadaan apapun. Gw trus mikir, yang kita senderin ini kan tembok? trz mbak suster tadi tembuss??? Langsung kita berdua sadar mendadak (effect vodka ilang langsung) and ga banyak omong langsung lari.

Sampai di perempatan koridor gw sama teman gw liat suster bawa gledekan lagi tapi melayang. Jiaahh langsung lari ke arah kamar teman yang sakit tadi. Ga tw nya di kamar sebelah ada yang meninggal. Gw ga tw yah ada hubungan nya apa kaga antara yang meninggal ama penampakan tadi.
Yang jelas ini pengalaman gw. Teman-teman jangan pada minum kaya gituan ya kalau di RS.

Perpisahan Sekolah Yang menyeramkan

suara miaw
Perpisahan Sekolah Yang menyeramkan

Kejadian waktu perpisahan kelas 3 smp dulu,pada saat itu saya masih menjabat sebagai pengurus osis,Pembina Iman di pramuka,dll,emg pada saat itu saya giat bgt sama eskul,pada saat perpisahan kami mengadkan perpisahan di wisma/asraa yg cukup mewah di kota B,
Singkat cerita tibalah kami di asrama tsb,dari cerita2 warga,disitu gk ada setan dll,mendengar cerita itu gua sontak kegirangan karena gua emg selalu berurusan sama yg namannya setan,kalo gk face to face ama tu setan palingan diganguin kayak ditiban/dipukulin,pada siang harinnya kami mengadakan pemilihan seksi2,gua terpilih jadi seksi kerohanian,zzz,tapi gk apa-apalah,pada malem harinnya,sebelum tidur pak Guru Rudi(samaran) menuruh ke aula untuk mengenang 3 sahabat kami yg tewas pada kecelakaan lalu lintas,pd saat itu aula jadi terasa hawa panas,entah apa cuma aku yg menyadari atau yg lain juga tau,selesai acara kami langsung kembali ke kamar masing2,aku sekamar sama Indra,Ilham si ketua osis(ketos),dan dika my best friend,
Kami memang gk mau tiduru dulu,kami nyalakan TV dan nonton dulu pada saat itu,tiba2 ada yg ketok pintu suarannya jelas nyaring seperti suara Nindi teman gua yang meninggal pada kecelakaan lalu lintas,”Halo ada org didalam?” suarannya terdengar seperti itu,Ilham juga nyadar klo itu suara nindi,dia ngeliatin gua denngan mimik ketakutan,ketika kita buka,and then.. gak ada org diluar,gua ama ilham langsung tidur si indra ama dika nanya woy,tutup pintu dong,entar dimarahin sama Guru!!
si dika langsung menuju ke arah pintu dan ketika mau menutupnnya dia kaget ,katannya sih dia ngeliat si nindi masih pake seragam sekolah kami berdiri di depan pintu dengan bercucuran darah,langsung dia tutup pintu kunci dan ngumpetdibalik selimut,menyadari gelagat aneh sama Kami betiga indra juga tidur aja,tetapi pd malam itu banyak banget gangguan kayak gua ditarik selimutnnya,ada tangan melayang,dan selimut gua hilang entah kemana,
epat jam 3 malam kali ini gangguan nya lebih luar biasa lagi pintu yg terkonci rapet2 bisa terjebol dan anda tau siapa yg ada dibalik pintu?
Yep Nindi,kami berempat pun langsung lompat ke kasur ilham,si indra nanya ke setan,kenapa nin kamu ganggu kami?”
Nindi menjawab :”Ada yang manggil gua tapi gk dipulangin”
setelah itu arwahnnya pergi,
singkat cerita pagi harinnya kami menyelenggarakan doa untuk arwah sahabat2 kami yg ada disana,
tetapi tentu gk luput dari gangguan,Siswi kesurupan lah,akhirnnya diputuskan perpisahan diahiri hanya sampai 2 hari 1 malam,karena ganguan arwah nindi,
semoga tenang disana nin…

Ajal Tak akan Pernah menunggu Tobatmu

suara miaw
RENUNGAN DIRI KETIKA AJALKU TIBA

Nafasku mulai tersengal-sengal,
Serasa sudah berada di ujung tenggorokan,
Keringat dingin mulai mengucur di sekujur tubuhku,
Aku terus berjuang menahan dan melawannya,
Betapa sakitnya,
Tak terbayangkan sebelumnya sakitnya sakratul maut yang kuhadapi,

Akhirnya ajalku tika,
Maka terbanglah rohku meninggalkan jasadku,
Aku terbujur kaku dan hanya ditutupi selembar kain,
Jasadku kini sudah tak bernyawa,
Jasadku kini sudah tak berharga,
Orang-orang yang dulu menyayangiku kini sudah tak sudi lagi bersama,
Aku hanya menatap pasrah tangisan orang-orang yang pernah aku kasihi.

Ingin rasanya aku ikut menangis,
Ingin rasanya aku menjerit sekeras-kerasnya.
Tapi aku sudah tak mampu lagi berkata-kata,
Aku belum siap mati,
Aku ingin hidup kembali.

Tak berapa lama,
Perlahan orang-orang mengangkatku,
Menuju tempat pemandian terakhirku,
Memandikan jasadku,

Ya Allah,
Terasa dingin sekali,
Aku meratap memelas minta guyuran air dihentikan,
Tapi orang-orang sudah tak menggubrisku,
Tapi orang-orang sudah tak mendengarku,
Aku hanya bisa pasrah.
Sudah tak bisa berbuat apa-apa.

Kini aku telah dikafani,
Dengan sebuah kendaraan terakhirku,
Yaitu sebuah Keranda tua,
Aku dibawa ke sebuah Mushalla,
Lalu aku segera dishalatkan,

Begitu selesai,
Dengan langkah-langkah cepat orang-orang mulai memikul kerandaku menuju sebuah pemakaman.

Aku berteriak..!!
Aku menjerit..!!
Aku menangis sejadi-jadinya,
Aku meratap memohon kepada orang-orang agar membiarkan jasadku jangan dikubur dulu,
Aku masih ingin berlama-lama di rumah duniaku,
Aku masih ingin memandangi orang-orang yang kukasihi.

Tapi orang-orang sudah tak mempedulikan pintaku,
Mereka semakin cepat memikul kerandaku,
Mereka semakin jauh meninggalkan rumahku,
Aku hanya mampu terisak kaku dengan sejuta penyesalan yang telah banyak menyia-nyiakan hidupku,

Aku kembali menjerit,
Setelah melihat liang lahat yang akan menjadi rumah baruku,
Perlahan orang-orang membopong jasadku,
Dan memasukkan tubuhku ke dalam tanah.
Perlahan pula mereka mulai menutupi kuburanku dengan tumpukan tanah.

Aku menjerit,
Tempatku mulai gelap.
Pengap.
Dan panas.
Yang kulihat hanya kegelapan,

Akhirnya
Aku hanya mendengar derap langkah-langkah orang yang meninggalkanku.

Aku sendirian sekarang,
Di tempat yang begitu gelap dan terasa panas tanpa aliran udara sedikitpun.
Terasa pengap!
Ketakutanku kini mulai menghantuiku,

Takut akan menyambut datangnya Malaikat Munkar dan Nakir.
Yang akan menanyai segala amal perbuatanku,
Tentang shalatku,
Tentang puasaku,
Tentang semua yang telah kulakukan semasa hidupku.

Aku semakin gemetar membayangkan kemaksiatan yang telah aku lakukan semasa aku hidup,

Aku jarang shalat,
Aku sering mengumbar hawa nafsu,
Aku tak pandai menjaga kehormatan,
Aku suka membantah kepada orang tua,
Aku suka menertawakan orang yang beribadah,
Dan masih banyak lagi kemaksiatan-kemaksiatan yang telah aku perbuat.

Menyesalpun kini sudah tiada guna bagiku.

Duh Gusti Allah,
Ampunilah dosa-dosa hamba-Mu ini.

"Astaghfirullah Rabbal Baraya, Astaghfirullah Minal Khathaya"

(Teruntuk Diriku Yang Masih Berlumuran Dosa)


Misteri Laboratorium Sekolahku

suara miaw
Assalamualaikum..

Cerita ini baru saja terjadi siang tadi, saat aku dan temanku sedang membenahi laboratorium IPA yang telah lama tidak terpakai.

Aku dan temanku berprofesi sebagai guru IPA di sebuah yayasan islam di tangerang, sebenarnya saya tidak sanggup menjalani tugas sebagai pengurus laboratorium, mengingat saya belum ada pengalaman, saya baru saja lulus dari perguruan tinggi dan belum ada pengalaman mengajar, apalagi menjadi pengurus laboratorium. Tetapi untuk peingkatan akreditasi sekolah saya harus siap menjalani tugas ini.

Siang tadi aku dan temanku mengunjungi laboratorium yang sudah lama tidak terpakai, benar-benar kotor, gelap, pengap, dan sangat tidak layak untuk jadi laboratorium. Saya dan teman saya memisahkan barang-barang yang sudah tak layak dan mengumpulkan barang-barang yang masih bisa dipakai. Ketika sedang asyik membersihkan tiba-tiba datang seorang siswi SD, kehadirannya mengagetkan aku dan temanku karena kami tidak tau kapan dia masuk lab ini, tak terdengar suara pintu terbuka. Karena melihat anak tersebut batuk parah (maaf seperti batuk orang TBC), aku menyuruhnya keluar ruangan:

Percakapan aku dengan siswi itu:

Aku : “sayang, kamu jangan ikut di dalam ya, kamu lg batuk, di luar aja ya nanti batuknya makin parah”,

siswi : gak apa2 kok bu, aku biasa di sini, aku kan yang suka merapihkan dan membuat berantakan LAB ini,

aku : iya tp kamu batuk2, ibu aja yang sehat masuk ruangan ini langsung batuk2,,ydah keluar aja ya, di kelas aja sana, lg pelajaran siapa ? (sambil mengusap rambutnya yang memang terasa kasar dan dingin)

Saking sibuknya aku tak memperhatikan anak itu keluar, tak lama kemudian ada seorang siswa SD masuk dan berkata aneh denganku..

Siswa : “ih ibu ga takut apa di sini kan angker”

aku : angker gimana?ini LAB kotor, jin kan suka yg kotor2, makanya ini nanti ibu suruh petugas sekolah,supaya LAB ini berguna lg, kamu keluar gih, pengap loh.

siswa : katanya pernah ada siswi asrama yang meninggal karena kanker paru-paru dan kuburannya ada di samping rumah bapak kepala yayasan, udah banyak bu yang lihat penampakan dia,,pkoknya kalo ibu lihat siswi rambut ikal kusut, badannya kuruss banget,putih pucat, trus batuk2 gak berenti2 itu wujud penampakan dia bu.

aku : dalam hati (Astaghfirullah, jangan2 yg tadi)..

Temanku yang mendengar percakapan aku dan siswa itu langsung menjerit seketika, aku, temanku, dan siswa segera lari ke luar dari LAB itu, kami menceritakan kepada guru kurikulum dan akhirnya guru itu bersedia menemani kami mengerjakan tugas di LAB lg..

Ketika sampai di LAB siswi misterius itu kembali datang, kali ini aku melihatnya seolah2 dia itu sangat menyeramkan, padahal sebenarnya tidak, hanya memang tubuhnya sangat kurus dan pucat sperti penyakitan, pakaian juga tidak terurus, mungkin karena deskripsi dari siswa tadi yang membuatku takut dengan sosok yang memang bukan manusia itu. Kemudian dia bertanya lagi kepada kami yang di LAB “ibu masih di sini? aku jawab “udah kamu keluar ya jangan di sini, pengap, nanti tambah parah batuknya (sambil menggamit erat ke dua temanku). Kami sangat ketakutan karena menyadari bahwa siswi itu lah yang sering diyakini sebagai penampakan dari arwah siswi yang meninggal akibat penyakit kanker. Siswi tersebut menjawab “aku biasa di sini ibu, siang dan malam, menjaga lab ini, merapihkan kalo ada benda yang jatuh dan rusak, tempatku memang di sini (sambil menembus tembok)..



Astaghfirullah, tubuhnya yang tadi nyata seperti manusia kemudian berubah seperti samar2 atau berbayang dan wajahnya menjadi pucat menyeramkan sebelum akhirnya menembus tembok LAB itu..tidak lama setelah itu “gubrak” torso (patung) bagan tubuh wanita jatuh dari atas rak peralatan LAB..

Mungkinkah kamu tak senang kalo Laboratorium yang telah kamu anggap sebagai rumahmu itu hendak kami dayagunakan kembali dik??

Sosok misterius penghuni sungai kali deres

suara miaw
sosok misterius penghuni sungai kali deres

Satu kisah mahluk misterius dari sosok yang bisa membuat orang tergulung tenggelam dan meninggal dunia ini tak pernah kumengerti asal usul nya, atau bahkan sesungguh nya apakah merupakan sosok mahluk buas yang mendiami air atau mahluk astral atau entah apalah itu, karena warga setempat pun hanya mengenal nya dengan satu sebutan saja, siluman walungan, tanpa tahu secara real sesungguh nya sosok apakah itu, namun tak lama belakangan ini ingatan ku sedikit tercerahkan kembali akan kisah satu ini!!! ya kisah yang telah lama tersimpan di dalam lemari ingatan ku, ,, namun belakangan salah satu stasiun tv mengangkat sebuah kisah yang kala itu ku lihat hampir sama mirip sekali dengan kisah yang aku simpan dari sewaktu ku kecil.

walau di stasiun tv swasta itu menggambarkan sebuah sosok tikar biasa yang terbuat dari sejenis tanaman yang dapat menarik orang yang tengah berada di sungai dan kemudian mengulung nya dan menarik membawa kedalam dasar air lalu di temukan beberapa hari kemudian dalam ke adaan tak bernyawa, begitupun dengan kisah ku ini…

namun bukan tikar seperti yang di kisahkan di stasiun tv swasta itu, lebih tepat nya seperti sebuah permadani atau karpet yang indah dan memperlihat kan cahaya berwarna warni berada di atas permukaan air sungai, hingga membuat orang atau siapapun yang melihat nya menjadi penasaran dan berusaha untuk meraih dan mengambil nya…karena sosok itu seperti kain atau karpet indah yang hanyut terbawa air namun rupanya sosok ini sangat berbahaya dan telah banyak memakan korban

tepat nya di sebuah sungai di daerah majalengka di kediaman kakek dari ibuku, gak perlu panjang lebar seperti apa kisah nya yuu di simak…



Dulu aku sewaktu kecil sering sekali di bawa kakek dari ibuku yang masih keturunan cirebon ke daerah majalengka, ya sebuah pedesaan yang masih asri, di daerah kakeku ini terdapat sebuah sungai yang cukup besar dan deras sekali, saking deras nya sampai sampai suara deras nya aliran air dari sungai tersebut terdengar sampai ke tempat tinggal kakek padahal jarak nya cukup jauh, pada masa itu warga masih sangat banyak bergantung pada keberadaan sungai, mulai dari mandi, mencuci pakaian hingga sampai buang hajat , pada suatu ketika di kampung kakeku ini heboh, yang katanya ada warga yang ke sarad siluman walungan atau maksud nya siluman sungai yang nota bene berdasar kan cerita kesaksian warga yang melihat kejadian tersebut sosok nya seperti semacam permadani indah dengan warna warni yang sangat menarik muncul di atas permukaan air ketika terkena sinar matahari semakin terlihat sangat indah menyala, banyak orang yang menyangka kalau benda itu adalah kain atau semacam permadani yang hanyut terbawa air ternyata belakangan setelah warga banyak mengetahui kalau benda itu berbahaya dan bisa membunuh dengan cara menggulung korban nya lalu membawanya ke dasar air dan akan muncul setelah beberapa hari dengan kondisi mengenaskan dan tewas.

maka pada saat itu tak ada satu pun orang yang berani ke sungai sendiri sendiri, sampai kini mahluk misterius ini hanya di sebut oleh warga setempat sebagai siluman walungan saja namun entah di daerah lain, pernah suatu ketika kakeku tengah mandi sebut saja mang kosim (nama sebener nya) dia adalah kakeku tapi dari dulu aku selalu memanggil nya mang kosim aneh ya.. kakek kok di panggil mang, mungkin karena entah mang kosim ini suami yang keberapa dari neneku, jadi aku memanggil nya mang, nah suatu ketika aku tengah mandi bersama mang kosim di pinggiran sungai yang saat itu terlihat cukup deras dan volume air lumayan naik tinggi tiba tiba aku yang tidak kuat karena suhu air yang terlalu dingin sekali, aku minta udahan mandi dan duduk di atas batu besar yang berada di tepi sungai tiba tiba dari jauh kulihat seperti ada kain bergemericik dan bersinar yang tengah berjalan perlahan dan aneh nya benda itu tak terpengaruh oleh deras laju aliran sungai makin lama makin mendekat ke arah kakeku yang tengah mandi, sontak aku berkata pada kakeku sambil menunjuk nunjuk “” mang apa itu bagus amat?Adakarpet jalan di atas air? Kakeku yang mendengar perkataan ku dan menoleh arah pada sesuatu yang ku tunjuk tiba tiba panic dan berhamburan keluar dari air dan seketika itu juga kakeku membawaku pulang, sesampai dirumah dia berkata jangan sekali kali ke sungai sendiri, dan kalau liat yang seperti tadi jangan pernah di samperin sangat berbahaya karena itu siluman walungan kata nya, dan dulu waktu ibuku masih remaja beliau sering sekali mandi di sungai itu dan bahkan ibuku menyaksikan sendiri ketika tengah asik mandi salah satu kawan nya menjadi korban dari sosok mahluk itu, setelah tiga hari hilang di dasar air kemudian setelah di bantu orang pintar baru jasad dari kawan ibuku yang di gulung mahluk itu muncul ke atas permukaan air dengan kondisi yang sudah parah membusuk dengan dua bola mata nya yang sudah hilang hanya sisa rongga nya saja, aneh memang beberapa sungai di daerah Indonesia mungkin banyak menyimpan misteri dan sebuah cerita tak beda dengan kisah yang ku ceritkan ini!!! ya sebuah kisah misteri dari daerah kakeku…

Tak percaya adanya makhluk ghaib

suara miaw
Tak percaya adanya makhluk ghaibdari: Rifal

nama ku rifal,aku mempunyai seorang sahabat yg bernama Roy,dia di segani/takuti,oleh semua masyarakat di desa kami,dia premanisme yg berprofesi memegang salah satu terminal di kota tasikmalaya. Si Roy waktu itu bermain ke rumahku,kebetulan di rumahku tidak ada siapa2,orang rumah pada keluar kota untuk beberapa hari.
Singkat aja sob..

Semua warga di desa kami sudah tau,bahwa keberadaan rumahku cukup angker,dan banyak sekali di huni oleh makhluk2 ghaib.
Ya itu menurut orang-orang di desa ku,katanya smua orang di desa suka melihat penampakan secara tidak di sengaja,kalau melewati depan rumahku, tapi emang bener sih,soalnya aku dan keluargaku sudah tau,kalau di rumah banyak makhluk halus yg sering mengganggu

Malam itu tepat malam jumat,aku dan roy sedang asyik ngobrol sambil ngopi di rumahku,tiba2 roy memotong pembicaraan nya.roy bertanya

"fal apa bener di rumah ini banyak setan nya"
roy berbicara dengan nada menantang,.

"hus...diam roy,jangan bicara kayak gitu" kataku..
Aku pun menjelaskan cerita hantu di sekitar rumahku tersebut,dengan panjang lebar,.tapi roy tetap saja gak percaya

"alah,gue gak percaya"

aku bilang sama roy "ya sudah kalau gak percaya"

selang beberapa jam kemudian,tiba2 dari arah dapur ada suara orang menangis, waktu itu tepat pukul 00:25 WIB.
Aku yg belum tidur jadi ketakutan,,sedangkan roy dia sedang tidur pulas. aku membangunkan roy dan meminta roy untuk menengok ke arah dapur tersebut.
"roy bangun,ada suara orang nangis" kataku.
Roy pun terbangun dan tiba2 suara tangisan itu muncul lagi.
Roy menghampiri ke arah dapur.
"ah berisik bgt sih" ka si roy

ketika kami tiba di dapur,tiba2 ada sesosok kain kebaya putih yg sangat panjang sekali dan di lihat2 ternyata kain kebaya putih itu berasal dari atas lemari dapur

astaga,ternyata ada sosok wanita berambut panjang dan kusut,dengan wajah yg pucat dan kedua bola matanya yg putih semua!!! Dengan mulut yg menganga! Aku dan roy sontak kaget,dan kami pun lari keluar.

Keesokan hari nya roy pun jadi percaya.

Makhluk Ghaib

suara miaw
Aku hanya sekedar ingin berbagi kisah ku,yg nyata ku alami.
22 tahun lamanya aku hidup di dunia,baru kali ini aku menyaksikan makhluk ghaib dengan mata kepalaku sendiri, sebelumnya aku belum pernah melihat makhluk-makhluk ghaib.
Tapi sekarang aku yakin,kalau yg namanya makhluk ghaib itu ada dan nyata.
Makhluk yg menampakan diri itu bisa di sebut kuntilanak,kenapa aku tahubahwa itu adalah kuntilanak?
Karena yg aku lihat, dia cuma mengenakan baju warna putih yg sudah compang camping robek, dan sudah dekil,berambut panjang dan bau amis sangat menyengat.
Awalnya aku kira dia adalah manusia,tapi pas aku berjalan melewati ke arah dia,dan aku lihat ternyata..

Astagfirullah...
Wajah nya sangat keriput,dan kedua matanya menonjol keluar.,
aku sempat bilang permisi sama dia,tapi dia diam saja, makanya aku curiga kalau itu bukan manusia.aku sempat berpikir bahwa dia adalah orang gila,namun setelah aku lihat-lihat dari jarak dekat, ternyata dia bukan manusia.
Aku sempat kaget karena pas aku berjalan di hadapan nya,dia terus memandang ke arah ku, dengan leher yg seperti berputar. Tapi aku tetap mencoba untuk tenang dan santai.
Badanku bergetar hebat,rasanya seluruh tubuhku kaku dan membeku, karena pandangan tersebut.

Bayangkan aja sob,aku bertatap muka secara langsung, yg lebih parah nya aku susah banget melangkahkan kaki ku ini,kayak di ikat tali sangat erat.
Saking kaget nya aku sampe susah untuk teriak.
Dia mengeluarkan suara seperti kodok, sumpah baru kali ini aku tahu yg namanya kuntilanak,dan ternyata suara kuntilanak yg sebenarnya itu seperti suara kodok!

Amit-amit 7 turunan,aku gak mau ketemu sama yg gituan lagi.

Cukup sekian kisah nyata yg aku alami,dengan mata kepalaku sendiri.

Naudzubillah himindzalik.

Mimpi Yang Mengajakku

suara miaw
Mimpi Yang Mengajakku
Cerita dari : Prasdika 

Hay, nama gue Prasdika. Mau share pengalaman pribadi nih. Okhe langsung aja yaa. Kejadiannya pas gue masih kelas 2 SMA, untuk tepatnya tanggal berapa gue udah lupa. Yang gue inget cuma harinya doang, yaitu hari Selasa. Waktu malam sekitar jam 8, gue masih berkutat dengan tugas sekolah. Sekedar info, waktu itu gue tinggal sama nenek yang berlokasi di Bima - Nusa Tenggara Barat.

Setelah tugas selesai gue kerjain, akhirnya gue mutusin buat main ke rumah teman gue soalnya masih belum ngantuk banget. Puas main akhirnya gue balik ke rumah sekitar jam 12 kurang. Nah pas di jalan, gue ngerasain ada yang aneh disekitar gue, ada suara-suara seperti manggil-manggil gitu yang walaupun samar tetapi jelas, Karena gue balik naik motor, jadi gue cuekin, dan emang sepanjang gue pulang ngelewatin daerah persawahan yang kurang lebih 1 Km baru masuk ke daerah permukiman. Setelah ngelewatin sawah itu baru suaranya ngga terdengar lagi.

Sampe di rumah, kamar gue kerasa panas banget ngga kayak biasanya. Tapi mungkin gue orangnya cuek, ya ngga gue peduliin sama sekali. Selesai cuci muka gue langsung berbaring dan ngga lama gue langsung tidur.

Nah pas lagi tidur ini, gue mimpi aneh banget. Di dalam mimpi gue, di rumah nenek gue ini seperti ada acara slametan, banyak banget orang pake baju hitam dengan kepala yang nunduk sambil ngobrol ngga jelas. Gue berusaha mendengar tetapi tidak pernah jelas apa yang dikatakan. Sampai akhirnya terdengar suara nenek gue manggil-manggil di depan rumah. Yang gue inget dalam mimpi gue itu nenek gue bilang "Jangan diikutin ya, jangan didengerin juga", begitu kurang lebih menggunakan bahasa daerah.

Ngga lama setelah itu, ada yang manggil-manggil gue lagi. "Dik, papa mu dateng!". Pas gue liat di jalan depan rumah gue ada om gue yang nunjuk ke arah kiri. Saat gue noleh, bener aja ada papa lagi berdiri pake baju putih, gue inget banget kalau baju yang dipake tuh baju gue yang ada gambar tribal di bagian dada. Gue pun nanya, "Papa kapan dateng?", dan ngga ada jawaban, yang ada cuma senyum terus balik badan dan pergi.

Arah yang papa tuju itu jalannya gelap banget, gue mangil-manggil papa tapi ngga dijawab. Pas gue pengen kejar, om gue langsung nangkep tangan gue dan narik gue supaya gue ngga ngejar papa. Sambil teriak-teriak gue bilang "Papa jangan pergi", tapi om gue bilang dalam mimpi "Jangan di kejar, itu setan, niatnya jahat banget, dia pengen ngajak kamu". Gue pun masih teriak-teriak dan bilang kalau itu bener papa. Akhirnya perlahan papa dah ngga keliatan di tempat gelap tadi.

Seketika nenek gue di sebelah gue dan megang tangan gue sambil bilang "Syukur kamu ngga diajak". Setelah itu seingatnya, gue langsung terbangun dan gue liat jam di dinding nunjuk ke arah jam setengah 5 pagi.

Disaat bangun dada gue berdegup kenceng banget. Karena takut terjadi apa-apa, gue langsung nelpon papa. Hati gue lega banget pas telponnya di angkat dan kebetulan papa habis sholat subuh. Setelah gue sholat subuh gue sempetin cerita ke nenek gue, ngga tau kenapa pas gue habis cerita nenek gue agak panik gitu sambil bilang "Untung kamu ngga ikutin, alhamdulillah". Dan malamnya nenek gue bikin acara slametan gitu dan gue ngga ngerti apa maksudnya.

Semakin gue dewasa, akhirnya gue paham apa yang dimaksud nenek gue. Mungkin kalau gue ikutin papa yang ada di dalam mimpi gue, bisa jadi gue ngga bakal ada sekarang ini.

Sekian cerita gue, sorry kalau tulisannya ngga jelas atau ceritanya ngga masuk kriteria serem.

Saturday, September 7, 2013

Piano Tua di Sekolah Gue

suara miaw
Piano Tua di Sekolah

 Gue Kejadian ini gw alemin waktu gw masi skul, skitar taon 2002-2003an..
Waktu itu gw skul d singapore, nama skulahannya, Upper Serangoon Secondary School..
Skola paling tua di Singapore waktu itu, dari jaman belanda pun da ada, tapi sekarang uda diancurin, soalna kelewat tua...
Lokasi skul gw itu bener2 angker... Sebrang skolah gw itu ada kuburan kristen dan sbelah kuburan kristen itu ada kuburan islam.. Klo ga salah namanya bidadari christian cemetry dan bidadari muslim cemetry... D sbelah kiri skul gw ada tanah kosong bekas rumah sakit tua yang sudah diratakan.. Dan di belakangnya itu bekas tempat pembakaran mayat... Lokasinya ada ga jauh dari Potong Pasir MRT Station..

Nah sekilas tentang lokasinya dolo d yah...
Kejadian2 d skul gw ini banyak banget yang mistis...
Gw mulai dari apa yg gw alamin sendiri...
Di taon ke 3 gw skul dsana, gw dapet jabatan paling tinggi di salah satu eskulnya.. yaitu marching band... so, otomatis gw dan tmn2 gw yg senior yg dapet kepercayaan untuk ngurusin anggota, kunci ruangan band, de el el.. Ruangan band ini ada di lantai 3 skul gw d paling pojok dari bangunan.. hmmm sayap kiri dari skul gw yg dulu d...
D dalem ruangan band gw ini ada banyak alat2 music.. tapi yang paling menonjol itu pianonya... pianonya bisa dibilang tua banget, tapi berhubung anggaran skul gw kekna di korup ma kepala skolah gw wat bli mobil die (waktu itu die pake Subaru wrx impressa klo ga salah, yg kap mesin depannya ada lobangnya itu lowh), jadinya tu piano cm dibenerin doang... tapi suaranya masi bagus banget lowh, walaupun ada 1 2 tuts yg kadang2 sumbang... Denger2 dari instruktur band gw, gw orang diharuskan sudah selesai beraktifitas di ruangan tersebut sebelom maghrib.. yg pasti gw ga gt pusing knp dah soalnya biasanya klo udah nyampe jem sgt gw juga uda cape banget.. dan bawannya pengen pulang...

Waktu itu karena ada sedikit masalah ngurusin anggota, gw dan temen2 gw harus pulang agak telatan... Da jem 6 lewat... Para junior2 da pada pulang doloan, tinggal senior2nya doang neh yg mesti beresin tu ruangan, kunci , de el el... setelah selesai beres2, temen2 gw pada pergi k toilet sbelom pulang, tinggal gw sendiri d dalem tu ruangan... hawa di ruangan band gw itu bener2 beda klo sudah lewat di atas jem 6 sore... lampu keknya agak redup... dan ac jadi tambah lebih dingin... perasaan gw doang x ya? Bulu kuduk gw mulai merinding entah kenapa... dan ne hati mulai dag dig dug ga karuan entah kenapa juga... takut banget sumpah... gw langsung lempar2in tas tasnya tmen gw k luar ruangan dan pengen cepet2 konci tu ruangan n cpet2 balik....
waktu gw konci tu ruangan, dari luar lah pastinya, gw denger suara piano diamenin walaupun ga ada orang di dalem... Frozen stood gw... Ga bisa gerak... pengen lari ga bisa... walaupun kaya begitu, tapi gw tetep ngedenger tu lagu.. mau ga mau... Akhirnya temen gw yang dari wc tereak manggil gw... Akhirnya gw bisa kabur jg dari depan pintu ruangan band gw itu... Akhirnya temen2 gw yg konci pintunya... Ga lama gw langsung balik soalna takut klo nginget2 kejadian yg tadi.... Alhasil, panas dingin 2 hari dah eke...

Setelah masuk lge, gw tanya tentang piano ene ke instruktur band gw yg uda ngajar agak lama dskul gw itu... Ternyata, dulu banget ada anak band dari skul gw, cewek, mati karena sakit (ga tau sakit apa, lupa nanya) sebelom dia manggung... katanya instruktur gw ini, ne cewek bener2 berbakat maen piano... Tapi sebelom she's making her first debut, dia meninggal... Instruktur gw pun pernah beberapa kali dikunjungi oleh mainan pianonya dia... mangkanya dia selalu wanti2 gw orang tuk pulang sebelom maghrib...

setelah itu gw kapok pulang terlalu sore... maks jem 5 dah beres trus balek....
Ceritanya sampe sini dulu ya....
maap klo kepanjangan/jelek...

Gunung Gede

suara miaw
Tersesat di Gunung Gede

Assalamuallaikum warrahmatullahi wabarrakathu. Aku Zaky, ini adalah cerita ketigaku di blog ini. Aku ingin menceritakan pengalaman pribadiku pada bulan Desember kemarin, tepatnya pada tanggal 31 desember.

Sebelumnya aku dan kelima temanku (Oki, Ahmad, Rivan, Trisno dan Ghofur) berencana untuk merayakan pergantian tahun di puncak gunung gede. Pada saat pendakian sampai kami merayakan malam pergantian tahun, kami tidak terlalu mengalami hal-hal yang aneh, meskipun sesekali terdengar seperti ada suara bebek di tengah malam. Hingga akhirnya, pada saat kita turun gunung, kamipun sempat beristirahat di sebuah tempat seperti lapangan yang luas, dan aku melihat jam menunjukan pukul 15.00. Setelah 10 menitan kami beristirahat, kamipun melanjutkan perjalanan.

Saat itu aku kebelet untuk buang air kecil, dan akupun buang air kecil dibawah pohon yang tidak terlalu tinggi, dan pohonnyapun kering. Dibawah pohon itu ada sebuah lubang yang tidak terlalu besar dan aku mengencinginya. Setelah selesai, tiba-tiba seperti ada yang masuk ke mataku, 1 menit aku memejamkan mata, akupun merasa aneh, sepertinya aku ditinggal temanku. Aku terus mencari temanku, hingga haripun mulai gelap. Aku yang hanya ditemani cahaya dari senterku terus menelusuri jalan yang gelap dengan sedikit berlinang air mata..

Tiba-tiba saja, dari kejauhan aku menemukan cahaya lampu. Yah lampu rumah penduduk yang hanya ada 8 rumah disana. Akupun kembali lega dan berjalan menuju rumah penduduk itu yang berbentuk seperti rumah panggung. Setelah sampai, aku langsung mengetuk pintu, dan keluarlah dari balik pintu seorang nenek yang belum terlalu tua dengan senyum ramahnya. Nenek itupun yang bernama nenek Jamilah mempersilahkanku masuk dan akupun menceritakan apa yang baru saja aku alami dan berencana untuk menginap satu malam disini. Menurut nenek Jamilah memang banyak pendaki yang sering tersesat di gunung ini jika kita berlaku tidak sopan atau sesumbar. Setelah nenek Jamilah memasak, akupun makan bersama nenek Jamilah dan cucu wanitanya yang kira-kira berumur 15th, setelah makan akupun pamit tidur untuk keesokan harinya mencari temanku.

Malampun berganti pagi, akupun bangun dan segera bersiap-siap. Nenek Jamilah menawariku makan tapi aku menolaknya dengan dalih aku harus buru-buru mencari temanku. Akhirnya nenek Jamilahpun membekalkan makanan yang disimpan di dalam boboko (tempat nasi) kepadaku. Setelah aku siap, akupun berpamitan dan nenek Jamilahpun memberikan aku satu batang emas, yah satu batang emas yang sangat berkilau. Akupun tertegun dan menerimanya begitu saja. Akupun berpamitan dan nenek Jamilah mengingatkan sesuatu padaku "Nanti didepan kalau udah lewatin deretan pohon bambu, kamu jangan noleh kebelakang". Akupun pergi dan setelah melewati pohon bambu yang nenek Jamilah maksud, rasa penasarankupun muncul dan aku menoleh kebelakang..

Astaga... sekarang yang terlihat olehku adalah pohon beringin tua besar dan dikelilingi oleh kuburan-kuburan yang tua tak terurus. Batinku bicara.. dimana rumah rumah panggung tadi? dan dimana nenek Jamilah bersama cucunya itu? Dalam kepanikanku tiba-tiba saja seperti ada yang merayap di tanganku. Setelah aku lihat.. hahhh, sekumpulan belatung keluar dari dalam boboko. Spontan aku lempar boboko itu, dan ternyata dalam boboko itu isinya adalah belatung yang sangat banyak dan jari-jari manusia, serta batangan emas yang nenek Jamilah berikan padaku berubah menjadi batang pohon pisang yang telah membusuk.

Akupun lemas, dan sayup-sayup mataku tertutup, hingga akhirnya aku terbangun oleh teriakan seseorang yang memanggil namaku. Dalam kejauhan aku melihat temanku Rifan, Oki, dan Ahmad yang berlari kearahku dan memelukku erat. Temanku Ahmad berkata, "Kamu kemana aja? kami udah satu Minggu mencari kamu". Hahhh?? satu Minggu? padahal aku merasakannya hanya satu malam.

Di Gunung Semeru

suara miaw
Mendaki Bersama Mayat yang Hilang Di Gunung Semeru

Ini merupakan kisah nyata yang saya alami ketika ikut menjadi
anggota pencinta alam di Madiun. Sekitar bulan Agustus tahun lalu, saya bersama
dengan beberapa teman berencana untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Semeru.
Kebetulan saat itu saya yang ditugaskan menjadi pimpin rombongan yang terdiri
dari 5 orang ditambah seekor anjing untuk berjaga-jaga. Diantara kelima orang
itu, hanya saya satu-satunya wanita yang ikut dalam ekspeditu itu.

Sebelum memulai pendakian, di kaki Gunung Semeru kami sempat bertemu dengan
seorang wanita yang berpakaian lengkap ala seorang pendaki. Rupanya wanita yang
mengaku bernama Santi itu berniat untuk melakukan pendakian seorang diri. Merasa
sama-sama hendak mendaki, akhirnya saya menawarkan pada Santi untuk bergabung
dengan rombongan saya. Pada awalnya beberapa anggota saya sempat keberatan
menerima gadis yang masih belia itu untuk bergabung. Namun setelah saya memberi
pengertian sambil memaksa, akhirnya rekan-rekan saya dapat menerima kehadiran
gadis tersebut dalam kelompok kami.

Selama perjalanan terlihat kalau Santi termasuk wanita yang suka bergaul. Tak
heran dalam waktu yang relatif singkat kami sudah dapat saling bercanda.
Sehingga perjalanan yang seharusnya terasa berat itu kami rasakan menjadi
ringan. Tak terasa hari mulai gelap, karena jalan yang kami lewati mulai
diselimuti dengan kabut, akhirnya kami sepakat untuk istirahat dan meneruskan
perjalanan itu pada esok hari.

Malam itu kami mendirikan beberapa tenda untuk tempat beristirahat. Karena Santi
wanita, saya memerintahkan agar ia tidur bersama saya di dalam satu tenda.
Sesuai kebiasaan, kami menugaskan salah seorang dari kelompok kami untuk
berjaga-jaga dari serangan binatang buas. Kebetulan saat itu yang mendapat tugas
untuk menjaga adalah rekan saya yang bernama Robi dengan ditemani oleh seekor
anjing.

Saat kami sedang terlelap oleh dinginnya malam, Robi memanfaatkan untuk
melakukan sholat malam hari. Setelah selesai melaksanakan sholat itu, sekilas
Robi melihat bayangan Santi saat keluar dari tenda saya. Merasa curuiga,
diam-diam Robi yang ditemani oleh seekor anjing berusaha membuntuti kemana Santi
pergi. Rasa penasaran yang besar disertai perasaan khawatir akan keselamatan
gadis itu, membuat Robi terus mengikuti jejak Santi yang mulai ditutupi dengan
kegelapan malam.

Ketika tiba di suatu tempat, tiba-tiba bayangan Santi menghilang seketika
disertai dengan kelakuan anjing kami yang mulai gelisah dan melolong terus
menerus. Merasa panik kehilangan Santi, membuat Robi memutuskan untuk
membangunkan kami semua untuk sesegera mungkin melakukan pencarian. Tapi setelah
sekian lama mencari, hasilnya tetap saja sia-sia. Apalagi kodisi cuaca makin
bertambah dingin dan gelap. Karena kondisi alam sudah tak memungkinkan, akhirnya
kami menunda pencarian dan akan melanjutkan esok hari.

Keesokkan harinya, kami kembali meneruskan pencarian. Dalam pencarian tersebut
saya membagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari Robi dan Nano,
sedangkan kelompak kedua terdiri dari saya sendiri, Heri, dan Agus. Selanjutnya
kami mulai melakukan penyisiran secara terpisah ditempat gadis itu menghilang.
Setelah sekian lama melakukan pencarian, akhirnya kelompok yang saya pimpin
sampai pada bibir jurang Gunung Semeru. Di dasar jurang itu, saya dengan
beberapa rekan melihat ada sebuah tas ransel yang tergeletak. Ketika dengan
seksama kami memperhatikan warna dan jenis tas tersebut, sepertinya ransel itu
sama seperti yang dipakai oleh Santi.

Rasa penasaran yang besar membuat kami memutuskan untuk menuruni jurang
tersebut. Katika sampai di dasar jurang, tak jauh dari ransel itu kami menemukan
seorang mayat wanita yang sudah bau dan membusuk. Untuk mengetahui lebih jelas
siapa gerangan mayat itu, akhirnya kami memutuskan untuk membawanya turun ke
kaki Gunung Semeru dan melaporkan kejadian ini pada tim SAR yang ada disana.
Setelah sampai di bawah, para penjaga gunung itu langsung melakukan pemeriksaan
terhadap mayat Santi. Setelah mendapat keterangan dari tim SAR, kami benar-benar
kaget. Karena mayat yang kami temukan sudah sebulan lebih dicari-cari oleh
mereka. Mendengar keterangan dari para penjaga gunung itu saya langsung terduduk
lemas. Ternyata Santi yang selama pendakian bergabung dengan kami adalah mayat
yang sedang dicari-cari.

GUNUNG SALAK

suara miaw
KISAH MISTERI, DI KUNTIT DEDEMIT GUNUNG SALAK

Gara-gara ada salah seorang peserta wanita yang membuang pembalut sembarangan, rombongan pecinta alam itu mengalami rentetan kejadian aneh. Bahkan, si peserta yang membuang pembalutnya itu terus dikuntit oleh dedemit gunung Salak. Apa yang terjadi selanjutnya…?

Sebagai seorang pendaki, banyak kejadian mistik yang kualami ketika aku mendaki gunung. Tapi, kisah yang kutulis ini adalah yang paling menyeramkan dalam riwayat pendakianku ke sejumlah gunung. Peristiwa ini menyebabkan trauma selama 1 tahun lebih. Berikut kisahnya:....................

Seperti biasa, setiap tahun organisasi kami, Mahasiswa Pecinta Alam, pada sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, selalu mengadakan diklat atau pelatihan untuk calon anggota baru. Kali ini, kegiatan tersebut diadakan di gunung Salak, Sukabumi.

Dari awal pemberangkatan menuju lokasi pertama, keadaan baik-baik saja. Semua berjalan sesuai schedule yang telah ditetapkan panitia. Kebetulan, aku menjadi mentor pembimbing untuk 1 grup, yang terdiri dari Keni, Irfan dan Agung. Tugasku adalah mengawasi dan membimbing mereka selama dalam pendakian. Sedangkan 2 grup lagi, dipimpin oleh Bayu dan Hendi. Jumlah peserta termasuk senior dan panitia tak kurang dari 20 orang.

Perjalanan menuju lokasi pendakian pertama ditempuh sekitar 2 Km. Itupun baru tahap pemanasan. Para catas (istilah untuk calon anggota) harus berjalan sejauh 2 Km. dengan membawa beban carrier rata-rata 9 – 12 Kg/orang. Selama dalam perjalanan, tampak sekali aku lihat para catas ini sangat kelelahan. Apalagi Keni yang kebetulan catas wanita satu-satunya. Ketika perjalanan mulai memasuki perhutanan, terjadi sedikit kekacauan pada Keni. Tiba-tiba dia ketakutan sambil memegang tangan rekan sesama cates.

“Ada apa Ken?” tanyaku, agak jengkel juga.
“Lihat, Kak Ida! Di sana ada orang tinggi besar menghadang jalan kita,” jawab Keni.
Tangannya gemetar menunjuk ke depan. Tapi aku dan yang lainnya tidak melihat orang yang dimaksudnya. “Mana Ken, kamu jangan bercanda ya. Ayo, kita jalan lagi!” perintahku.
“Tidak…tidak! Aku takut, Kak!” bantah Keni, setengah merengek.
“Kalau kamu tidak melanjutkan pendidikan ini, kamu batal jadi catas. Lagian kamu jangan nyusahin gitu, dong!” kataku mengingatkan. Keni hampir menangis. Untunglah, karena bujukan dari beberapa teman catas dan semangat dari para senior, akhirnya dia mau melanjutkan perjalanan.

Untuk menuju titik pendakian pertama, jalan yang kami lalui sudah sedikit sulit, apalagi para senior cowok harus membuka jalur terlebih dahulu. Ditambah lagi rute yang becek dan licin karena seringnya turun hujan. Ketika hari menjelang sore, kami harus mencari lokasi peristirahatan. Setelah mendapat lokasi yang cukup baik, kami mulai memasang tenda. Ada sebagian yang membuat makan malam, dan tak lupa membuat perapian untuk penerangan dan menghangatkan badan. Setelah rapi semuanya, para senior mengumpulkan catas untuk evaluasi dan pelaksanaan jadwal besok hari. Waktu itu, jelas sekali kulihat wajah Keni yang pucat dengan pandangan kosong.

“Kamu kenapa, Ken?” tanyaku, tapi Keni diam saja.
Untuk kedua kalinya aku bertanya, “He, ngapain kami bengong saja. Masuk nggak tuh pelajaran?” bentak Jawir sebagai panitia pelaksana lapangan.
Keni tersentak kaget. “I…iya, Kak!” geragapnya.

Setelah evaluasi selesai, para catas dipersilahkan kembali ke tendanya masing-masing. Begitu juga dengan para senior. Namun, belum sampai setengah jam kami beristirahat, tiba-tiba terdengar suara Keni berteriak keras. “Tolooong…!!” Sontak kami berhamburan keluar menghampiri tendanya. Apa yang terjadi? Kami melihat wajah Keni berubah menyeramkan. Matanya melotot ke atas. Ketika salah seorang dari kami menanyakan keadaannya, tiba-tiba Keni malah tertawa keras. Namun, itu bukan suara tawanya yang asli. Tawa itu seperti suara seorang lelaki. Lebih aneh lagi, Keni juga bisa tertawa dengan suara wanita cekikikkan mirip Mak Lampir dalam sintron. Akhirnya, kami sadar kalau Keni kerasukan.

“Siapa kamu ini sebenarnya?” tanya Jawir yang memang paling senior dari kami.
Keni tertawa dan menyeringai. “Aing nu boga tempat ieu (aku yang punya tempat ini),” jawabnya dengan suara bariton yang berat milik laki-laki.
“Kami mohon maaf apabila berbuat kesalahan. Tapi tolong bebaskan teman kami ini. Dia tidak tahu apa-apa,” bujuk Jawir.

Keni hanya diam. Anehnya, beberapa saat kemudian Keni berubah tenang. Namun, ketika aku memintanya itirahat di dalam tenda, tiba-tiba Keni kembali lagi berteriak dan meronta-ronta. Sontak Jawir mendekap tubuh Keni. Bahkan karena takut terjadi sesuatu, kami bersepakat mengikat kaki dan tangan Keni. Ya, kami takut Keni akan lari dan masuk jurang. Sampai pagi harinya, kami tidak tidur hanya menunggui Keni yang sebentar-bentar kerasukan dan mengamuk. Namun, karena schedule harus dilaksanakan, maka kami harus berkemas untuk menuju lokasi berikutnya.

Kali ini, rute yang kami tempuh sangat sulit. Hujan yang turun mengakibatkan jalan setapak becek dan licin, sehingga kami harus ekstra hati-hati. Karena sulitnya medan, perjalanan kami jadi sangat lambat dan melelahkan. Akhirnya kami memilih berhenti ketika melihat Keni tiba-tiba terjatuh. Beberapa peserta lelaki membopong tubuh Keni yang terjatuh. Anehnya, Keni meronta-ronta sambil mendengus seperti seekor harimau. “Aku suka dengan anak ini!” kata makhluk itu dengan suara sangat menakutkan.

Kami kembali sibuk mengurusi Keni. Rupanya demit ini menyukai Keni dan selalu mengikutinya.
Dengan sisa-sisa keberanian para senior bergantian mengintrogasi si demit yang tentu saja dengan bahasa Sunda. Akhirnya, diketahui mengapa demit itu selalu mengikuti Keni. Rupanya, Keni telah membuang bekas pembalut sembarangan. Demit tersebut sangat bandel, tidak bisa disuruh keluar. Hal ini memaksa Sapri, senior yang mengerti spiritual mengusir dengan doa-doa. Tetapi tetap saja demit itu bersamayam di tubuh Keni.

Aku yang tak tega melihat Keni, langsung membacakan doa-doa ditelinganya. Ketika baru selesai, tiba-tiba mata Keni melotot ke arahku sambil tertawa dengan suara lelaki yang mengeramkan. “Kamu gadis cantik sekali…!” kata demit yang bersemayam dalam tubuh Keni. Sontak aku menjauhi Keni, karena dia sepertinya ingin menyentuhku. Dengan sigap pula Ema, teman seniorku, langsung menutup mata Keni karena pandangannya tak lepas dariku.

Karena keadaan Keni yang tambah buruk, pendakian akhirnya kamu tunda. Kami pun kembali membuka tenda. Jadwal yang telah disusun tidak terlaksana dengan baik. Pagi harinya, tepatnya hari ketiga, kami kembali lagi berkemas untuk menuju lokasi berikutnya. Sebelum berangkat Hendi, teman kami, melihat ada seekor anjing berbulu putih di balik semak-semak.

“Aneh, kok ada anjing hutan menghampiri tenda kita?” tanya Hendi.
“Mungkin saja dia mencium makanan yang kita bawa,” jawab Sapri.
Tanpa menaruh curiga, kami pun segera melanjutkan pendakian. Kali ini pendakian benar-benar sulit. Selain cuaca yang tidak mendukung karena hujan turun dengan lebatnya, juga kondisi peserta yang mulai kurang vit. Hal yang tidak masuk akal, di tengah perjalanan, dan derasnya hujan yang memaksa kami harus ekstra hati-hati itu, aku dikagetkan dengan kemunculan Keni yang tiba-tiba berjalan dengan cepat dan sudah berada di depanku.

“Yang lainnya mana, Ken?” tanyaku, tanpa menaruh curiga.
“Mereka masih jauh, Kak. Ayo, kita jalan duluan dan tetap semangat, Kak!”
Kata-kata Keni ini membuatku heran dan penasaran. Namun, aku hanya terdiam sambil terus berdoa memohon perlindungan Yang Maha Kuasa. Akhirnya, aku dan Keni menyusul rombongan terdepan. Tapi aku heran karena semak yang kami pangkas untuk dilewati, bisa tertutup kembali dengan sendirinya.

“Kita tunggu yang lainnya,” kata Jawir yang sudah berhasil aku susul bersama Keni. Tak berapa lama, rombongan paling belakang telah sampai.
“Bagaimana ini, jalur yang sudah dipangkas, kok bisa tertutup kembali?” tanya Jawir ke Eko sebagai ketua rombongan.
“Sudahlah, kita pangkas lagi di tempat yang tadi juga!” ujar Eko yang mencoba tetap tenang.
Seringnya terjadi keanehan, membuat kami harus berjalan beriringan jangan sampai terpisah jauh. Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, sambil terus berdoa, tak sedetikpun pengawasanku lepas dari Keni yang kulihat ada kejanggalan pada dirinya. Karena kondisi yang tak memungkinkan dan haripun menjelang sore, kembali kami membuka tenda di lokasi yang tidak sesuai rencana kami sebelumnya.

Hari keempat ini kami mengalami pendakian yang letihnya tiada tara. Ketika hari menjelang Maghrib, tiba-tiba kembali tubuh Keni dirasuki demit yang selalu mengikutinya. Keni meronta-ronta dan menendangi siapa saja yang dekat dengannya. Untunglah, Jawir dan Sapri dengan sigap menelikung tubuh Keni yang kecil itu. Karena tenaga Keni berubah sangat kuat, maka para senior dan para catas pun ikut memeganginya. Mereka membopong Keni ke tenda panitia yang lebih besar. Apa yang terjadi selanjutnya?

Sangat sulit dibayangkan. Tubuh Keni terus meronta dan menendangi sambil terus mengoceh dalam bahasa Sunda. Tujuh tenaga lelaki tak sanggup menahannya. Setelah tak ada yang sanggup memegangginya, sbentar-bentar tubuh Keni terangkat ke atas dan melayang-layang, seperti tertarik oleh kekuatan tak kasat mata. Beberapa teman senior berusaha menahannya. Keni berteriak keras dan tentu saja membuat kami yang wanita menangis histeris.
“Tolong….jangan bawa aku!” teriak Keni.

Kenyataan yang tak masuk akal terus saja terjadi. Keni seperti mengalami penyiksaan. Sebentar tubuhnya melayang, namun sebentar kemudian jatuh terempas ke tanah. Melihat kejadian ini, tak henti-hentinya kami mengumandangkan takbir. Sedang aku sendiri tak tahu lagi harus berbuat apa. Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya.

Sampai lewat tengah malam, demit itu seolah terus menyiksanya, bahkan lebih sadis lagi. Kali ini, kemarahan sang iblis tak terbendung lagi. Wanita mana saja lengah, pasti akan diserang. Aneh sekali! Walaupun dalam penyiksaan yang tiada tara, tapi terkadang Keni tersadar bila demit itu keluar dari tubuhnya.
“Ema..awas dia mau masuk ke tubuh kamu!” teriak Keni memperingatkan Ema. Kesal dengan peringatan itu, membuat demit itu marah luar biasa. Kembali dia menyiksa Keni dengan ulahnya yang semakin menjadi-jadi.

Mony yang sedari tadi sibuk dengan komat-kamitnya dengan spontan langsung mengumandangkan adzan pada jam setengah tiga pagi. Tiba-tiba keadaan menjadi hening, karena suara adzan. Kami yakin demit itu takut dengan adzan. Dia mungkin telah pergi meninggalkan tubuh Keni. Alhamdulillah, kami bersyukur karena Allah masih melindungi kami. Tapi, dugaan kami salah. Sepertinya demit itu sadar, kalau dia hanya dikerjai oleh adzan Mony. Dia kembali dengan ganas dan menyiksa Keni, bahkan kali ini tak luput Mony kena sedikit bogemnya.

“He, kamu tidak takut dengan Allah?!” bentak Jawir.
“Tidak!” jawab demit itu meminjam mulut Keni.
“Masuk neraka kamu! Kafir kamu!” susul Sapri.
Iblis malah tertawa dengan sangat menyeramkan.

Pagi harinya, kami selaku panitia memutuskan untuk kembali turun mencari perumahan penduduk, dengan maksud untuk menyelamatkan Keni, karena walaupun hari telah pagi, demit itu tetap mengikuti dan menyiksa Keni. Perjalanan turun diwarnai dengan pertarungan yang hebat, bahkan aku yang berlari paling belakang sempat carrier ditarik demit sialan itu, hampir-hampir aku terjerembab jatuh.

Bahkan, lewat mulit Keni demit itu mengancam bila telah lewat siang hari dia akan mengundang teman-temannya yang lebih banyak lagi. Ketika kami hampir sampai di pemukiman penduduk, tiba-tiba demit sial berpindah merasuki tubuh Rani.
“Jangan….!” teriak Rani sambil menangis histeris. Rupanya, dengan jelas Rani melihat makhluk tinggi besar hitam dan berambut panjang itu. Karena tersadar, demit itu tidak berhasil merasuki tubuh Rani.

Singkat cerita, akhirnya Keni ditangani salah seorang supranturalis di kaki gunung Salak. Setelah ditangani, keadaan Keni mulai tenang dan tidak kacau lagi. Setelah itu kami memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta. Syukur Alhamdulillah, demit itu sudah tidak mengganggu lagi.

Dalam perjalanan pulang, aku yang tertidur di bus bermimpi Keni diikuti demit itu sambil menyeringai ke arahku. Sontak aku terbangun. Rupanya, Keni kembali mengamuk di bus. Sampai di kampus, Keni langsung dibawa ke orang pintar. Orang pintar tersebut mengatakan, bahwa makhluk itu dulunya seorang jawara sakti dan melarikan diri ke gunung Salak sebagai tempatnya yang baru. Keni disukai makhluk jahanam ini, karena akan dijadikan pendamping di alam kegelapan. Karena itulah, ke mana pun dia pergi, makhluk itu akan mengikutinya.

Saat berusaha mengobati Keni, orang pintar tersebut menyuruh makhluk itu untuk kembali ke asalnya, tapi dia tidak mau kalau tidak di antar. Sudah barang tentu, tak satupun teman-teman yang mau mengantar, karena kami takut itu hanya jebakan saja. Dengan kejadian tersebut, salama satu tahun lebih, aku merasa diikuti oleh makhluk itu. Sampai-sampai ke kamar mandi pun harus ditemani oleh kakak atau ibuku.

Sampai kini aku tidak tahu bagaimana nasib Keni selanjutnya. Namun, sempat kudengar kabar bahwa dia menjadi seorang muslimah yang taat. Mungkin, hanya dengan pilihan ini dia bisa melakukan penyembuhan untuk dirinya.

PENAMPAKAN POCONG DIKEMAHKU

suara miaw
PENAMPAKAN POCONG DIKEMAHKU

Malam itu diluar tenda situasi gerimis dan anginpun bertiup kencang. Saat itu juga aroma bau busuk menyengat hidung Kami.
Sekitar jam 09.00 saya berserta Hari, Dodi dan Rengga akhirnya selesai juga membangun tenda buat istirahat nanti malam. Setelah pukul 11.00 siang, aku sama Rengga berjalan untuk melihat sekeliling tenda dengan pemandangan yang luar biasa kealamannya dan menikmati sejuknya udara pegunungan yang masih segar untuk dirasakan. Dalam pandanganku sambil hati merasa tenang dari nyanyi suara burung yang berkicau dialam bebas kakiku tiba-tiba merasa menginjak tumpukan bantu yang lumayan bikin aku heran.
"Loh, tumpukan batu ini kayak bentuk kuburan..." Kataku pada Rengga yang meliahatnya juga.
"Iya itu... Han, mirip banget. Jangan-jangan ini benar kuburan Han" Jawab Rengga sambil bertanya.
"Udah lah kita balik lagi ketenda hayuk... Kasian Dodi sama Hari takut nyari-nyari" Ajakku langsung mengajak Rengga untuk balik ketenda lagi.
Memang Dodi sama Hari tidak ikut bersamaku keliling-keliling lihat pemandangan. Dia berdua memilih tinggal ditenda untuk istirahat. Aku sama Rengga pulang menuju tenda. Setiba ditenda, terlihat cuman Dodi seorang diri yang lagi menyiapkan tempat memasak dari ranting kayu yang cukup besar dengan di silang tiga kayu ranting itu.
"Dod... Lagi bikin apaan?" Tanya Rengga.
Dodi melirik kearah Rengga sambil meneruskan lagi pekerjaannya.
"Buat tempat masak lah..." Jawab Dodi.
Beberapa menit Haripun datang dengan membawa ranting-ranting kayu untuk dibakar dan sebagian kayu yang dibawa Hari ada yang lumayan besar. Pukul 04.30 kami mulai memasak sedaanya dan sebisa kami.
Setelah selesai kami masak dan makan sore, cuaca menjadi grimis dan angin bertiup sangat kencang akhirnya kami berempat masuk kedalam tenda untuk berteduh, kebetulan juga hari mulai gelap jadi kami memutuskan untuk malam pertama istirahat dulu nati malam selanjutnya baru lah menikmati indahnya malam dipegunungan. Entah kenapa dan ada apa secara tiba-tiba rasa ngantuk menyelimuti kami, rasa ngantuk itu sulit kami kalahkan. Dodi dan Hari sudah tertidur lelap, kini tinggal aku sama Rengga yang belum tidur. Hujan diluar tenda semakin lama semakin deras, hingga petir begelegar diangkasa bebas, namun rasa ngantuk terasa impas oleh suara petir yang bergema-gema. Malam semakin larut hujan pun tak kujung reda, tetapi lumayan hujan menjadi grimis kembali. Termenung termelongo sesaat mencium aroma yang tidak sedap dihidung.
"Rengga kamu kentut ya?" Tanyaku karena mencium sesuatu yang kurang berkenan dalam hidung.
"Siapa yang ketut..." Jawab Rengga sedikit tersinggung.
Apa mungkin yang kentut antara Hari atau Dodi yang sudah tertidur lelap dari tadi. Maklumlah biasanya orang yang lagi tidur terus kentut bau gasnya seperti bau bangkai.
"Terus bau bangkai darimana datangnya?" Tanyaku lagi.
Rengga cuman menatap heran dan sedikit bengong dengan pertanyaanku.
"Yalah... Ga malah bengong orang ditanya." Tambahku.
"Aku juga mencium bau bangkai Han... Tapi ini bukan bau kentut, kayaknya bau dari luar tenda Han." Jawab Rengga dengan penuh keyakinan.
Lantas aku mengambil senter untuk melihat sekeliling luar tenda. Tirai pintu tenda untuk keluar aku buka, hembusan angin malam yang dingin menusuk pori-pori. Ku amati sekeliling tenda tidak ada bangkai sama sekali tetapi setiba sinar senter mengarah ke selatan cahaya sinar dari senter menemukan sesuatu sosok yang terbungkus kain putih dengan berdiri tegak menghadapku. Raut wajahnya sudah tidak karuan alis membusuk dan tatapan mata melotot kearahku sehingga aku terkujur kaku tak bisa berkutik dalam sesaat situasi itu. Tak lama aku lari terbirit-birit kearah tenda sampai beberapa kali jatuh terpontang panting dengan rasa takut itu sampai-sampai senter dalam peganganku terlempar entah kemana. Tak banyak pikir aku langsung menorobos tirai tenda masuk dan tergesa-gesa aku langsung ambil sarung dengan menkurungkannya keseluruh badanku berposisi gemetar ketakutan. Rengga pun terkejut dengan tingkah laku yang ampir saja terluluh dengan kakiku selagi menorobos tenda.
"Han... Ada apa?" Tanya Rengga penuh penasaran itu.
Aku tak bisa menjawab hanya bisa berdoa dalam batinku. Hari dan Dodi pun terbangun dalam tidur pulasnya karena mendengan teriakanku yang minta tolong.
"Ada apa Ngga... Sama Handi?" Tanya Hari pada Rengga.
"Entah tuh Handi, kayak ketakutan sehabis dikejar-kejar setan masuk tenda langsung terobas saja ampir nabrak aku." Jawab Rengga dengan nada menggurutu karena kesal dengan tingkahku.
Ketiga sahabatku mulai diam dengan adanya suara tertawa diluar tenda. Mereka bertika saling tatap mata dan saling bengong karena suara tawa itu terus menerus terdengar ditelinga. Angin bertambah kencang sampai tenda pun akan terbawa terbang. Ketiga sahabatku mulai merasakan apa yang aku lihat barusan tadi, mereka pun ikut-ikutan sembunyi didalam sarungnya masing-masing dengan saling mendekap ketakutan. Suara tawa yang cekikian terus menerus menghantui perasaan kami berempat, sampai akhirnya dengan tiba-tiba tenda kami terbang entah kenapa. Kami berempat langsung bangun mendadak karena begitu mudahnya tenda kami terbawa angin. Namun dari pandangan kami didepan telah nampak sosok pocong didepan kami berempat, wajah busuk dengan mata melotot yang mengandung arti pocong itu lagi marah. Bisa terjadi kemarahan sosok pocong itu akibat terganggu sewaktu siang aku tidak sengaja menginjak kuburan batu dengan pergi tanpa pamit. Dengan hitungan detik dari penampakan sosok pocong, kami berempat tidak sadarkan diri sampai pagi tiba wajahku terbangun kembali akibat silaunya cahaya mentari dipagi hari yang menghangatkan seluruh tubuhku ini. Setelah kami bangun tersadar akan apa yang terjadi semalaman tak banyak pikir kami meninggalkan tempat itu dengan barang alat tenda kami tinggalkan begitu saja. Setiba diperkampung yang pertama kami lewati dari perjalanan meninggalkan pegunungan itu. Kami berhenti disebuah warung kecil untuk mengisi perut kami dan menceritakan apa yang telah kami alami selagi bertenda dipegunungan itu. Kebetulan yang punya warung asli penduduk sana dan tau percis cerita-cerita dipegunungan itu dimana tempat kami berkemah.
Bapak-bapak yang punya warung dengan umurnya yang setengah baya itu tertawa-tawa membuat kami keheranan lagi.
"Dek... Kejadian yang barusan dialami tadi malam kalian itu sering terulang beberapa kali, banyak pendatang yang berkemah disana bercerita seperti kalian tadi." Kata pak warung itu dengan membeberkan dan menjelaskan cerita sebenarnya tentang sosok pocong itu.
Kami pun pulang dengan membawa pengalaman yang sungguh penuh tantangan ketakutan.

Coprights @ 2016, Edited By Taufiq Nugraha| Templatelib