Lawang Sewu
suara miaw
9:20 AM
Asalamualaikum... wr wb
selamat malam semuanya sobat mwb. topik saya siang ini cerita horror silahkan di simak sobat
Bangunannya indah, terlihat wengkeh (gagah), berasitektur Art Deco,
membuat kesengsem siapapun yang melihatnya. Namun justru selama ini yang
terkenal dan menarik dari gedung ini adalah keangkerannya.
Penampakan berbagai jenis hantu, dari mulai kuntilanak, genderuwo dan
lainnya hampir setiap hari menghiasi keberadaan Lawang Sewu. Bahkan
berbagai stasiun televisi pun banyak menyajikan acara-acara yang mencoba
menguji nyali peserta di tempat .Saya sendiri sangat penasaran dengan
keangkerannnya dan ingin membuktikan sendiri apa betul yang diceritakan
orang tentang Lawang Sewu. Dan beberapa waktu lalu akhirnya kesampaian
juga mengunjungi Lawang Sewu. Seperti saya lihat keindahan Lawang Sewu
di berbagai foto, kenyataannya bangunan ini memang indah, begitu masuk,
saya langsung terperangah dengan model bangunannya. Tinggi, temboknya
tebal khas bangunan Belanda, pintu-pintu dan jendelanya yang berasal
dari kayu jati semakin menambah kemegahannya, pada zamanya. Gedung cagar
budaya Lawang Sewu yang berada di Tugu Muda, Semarang ini dibangun
antara tahun 1904-1907. Disebut Lawang Sewu yang secara harfiah berarti
'seribu pintu' -- meski nyatanya pintu yang ada tak sampai seribu. ,”
Hanya ada beberapa ratus saja kok pak pintunya, ” Kata Mas Nyoto,
pemandu yang mengantar saya. Menurut buku yang saya baca, awalnya,
gedung ini dipakai sebagai kantor jawatan kereta api Belanda,
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.
Setelah Jepang
bercokol di Indonesia pada 1942, gedung ini diambil alih. Ruang bawah
tanah gedung yang difungsikan sebagai saluran pembuangan air, sebagian
diubah jadi penjara bawah tanah yang penuh dengan cerita penyiksaan
tahanan. Lawang Sewu juga jadi saksi sejarah Pertempuran lima hari di
Semarang yang menewaskan ribuan jiwa di sekitar bangunan itu.
Setelah kemerdekaan ia berganti fungsi menjadi kantor Djawatan Kereta
Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu
pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer
(Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan
Jawa Tengah hingga tahun 1994.
Ketika saya masuk gedung, memang
kesan seram sangat terasa sekali. Orang bilang auranya berbeda, di
beberapa sudut ruangan bulu kuduk pun berdiri. Bahkan ada beberapa
wastafel, yang masih asli peninggalan jaman Belanda dulu. Sampai
akhirnya tibalah saya di lantai dua bangunan Lawang Sewu, yang
mirip-mirip lapangan bola. Karena luas dan panjang, kosong ”Dulu tempat
ini katanya sering dipakai untuk pesta-pesta pak..dan tempat ini sebagai
tempat berkumpulnya hantu-hantu Lawang Sewu di malam hari,” Kata Mas
Nyoto. Hrrrrr....langsung saja semua bulu kuduk merinding mendengar
cerita Mas Nyoto. Lah.. saat itu posisi saya ada ruangan
tersebut..gimana nggak merinding. Hmm...terpaksa deh, tidak mau
jauh-jauh dengan kuncennya.
Di satu kesempatan, saya mengambil
gambar beberapa sudut ruangan, dimana posisi saya membelakangi salah
satu sudut ruangan. Lagi enak-enaknya ngambil foto, sekelebatan bayangan
lewat belakang saya dengan desiran angin yang cukup keras.
Bbet..bbett....saya kaget sekali dan hampir mau jatuh. Melihat hal
tersebut, Mas Nyoto, yang berada sekitar 4 meter di samping saya, segera
lari dan menarik tangan saya agar tidak terjatuh. Diserempet ya
Mas...disitu memang ada cewek cantiknya....,” busyeet deh...siang-siang
gini masih bisa diserempet hantu. Masih menurut Mas Nyoto, kalau
berkunjungnya malam hari, mungkin cewek tersebut bisa nongol
Mas....busyeet..kabuuur. Setelah kejadian tersebut saya memang merasa
lebih seram berada di dalam Lawang sewu.Terlebih ketika melanjutkan
perjalanan ke ruang penjara bawah tanah....duh...duh...sudah gelap,
lembab pula udaranya....sangat mengundang. Yang pertama saya lihat
adalah penjara jongkok, dengan kedalaman satu meter dan tinggi satu
meter pula. Konon, waktu itu penjara ini diisi oleh 6 orang dan tidak
dikasih makan pula. Alias, sebetulnya orang yang dimasukkan sini berarti
di kubur hidup-hidup. Saya nggak bisa membayangkan, bagaimana
menderitanya orang yng ditahan saat itu. Selanjutnya, Mas Nyoto
mengantarkan saya melihat tempat pemenggalan kepala yang berlokasi tidak
jauh dari penjara jongkok. Untuk mengambil foto tempat ini sulit
sekali...mungkin tidak rela kali ya yang punya....hehehe....sampai
akhirnya ketika Mas Nyoto mengucapkan sesuatu, kamera saya baru bisa di
jepret. Busyeet...sereeem....
Selain itu masih ada penjara berdiri
dan tempat pembuangan mayat. Jadi, para tahanan yang sudah meninggal,
diangkat dan dimasukkan ke dalam tempat pembuangan mayat, yang
selanjutnya menuju ke sungai kecil di belakang penjara. Duuh....selama
setengah jam berada di ruang bawah tanah betul-betul membuat deg-degan.
Takut tiba-tiba ada penampakah....hiiii. Berani menerima tantangan,
berkunjunglah kesini dan jangan lupa berkunjung ke ruang bawah tanahnya.
suara miaw /
Author & Editor
Aku adalah apa yang aku pikirkan
0 comments:
Post a Comment