Friday, July 26, 2013

Lawang Sewu

suara miaw


Asalamualaikum... wr wb
selamat malam semuanya sobat mwb. topik saya siang ini cerita horror silahkan di simak sobat
Bangunannya indah, terlihat wengkeh (gagah), berasitektur Art Deco, membuat kesengsem siapapun yang melihatnya. Namun justru selama ini yang terkenal dan menarik dari gedung ini adalah keangkerannya.
Penampakan berbagai jenis hantu, dari mulai kuntilanak, genderuwo dan lainnya hampir setiap hari menghiasi keberadaan Lawang Sewu. Bahkan berbagai stasiun televisi pun banyak menyajikan acara-acara yang mencoba menguji nyali peserta di tempat .Saya sendiri sangat penasaran dengan keangkerannnya dan ingin membuktikan sendiri apa betul yang diceritakan orang tentang Lawang Sewu. Dan beberapa waktu lalu akhirnya kesampaian juga mengunjungi Lawang Sewu. Seperti saya lihat keindahan Lawang Sewu di berbagai foto, kenyataannya bangunan ini memang indah, begitu masuk, saya langsung terperangah dengan model bangunannya. Tinggi, temboknya tebal khas bangunan Belanda, pintu-pintu dan jendelanya yang berasal dari kayu jati semakin menambah kemegahannya, pada zamanya. Gedung cagar budaya Lawang Sewu yang berada di Tugu Muda, Semarang ini dibangun antara tahun 1904-1907. Disebut Lawang Sewu yang secara harfiah berarti 'seribu pintu' -- meski nyatanya pintu yang ada tak sampai seribu. ,” Hanya ada beberapa ratus saja kok pak pintunya, ” Kata Mas Nyoto, pemandu yang mengantar saya. Menurut buku yang saya baca, awalnya, gedung ini dipakai sebagai kantor jawatan kereta api Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.
Setelah Jepang bercokol di Indonesia pada 1942, gedung ini diambil alih. Ruang bawah tanah gedung yang difungsikan sebagai saluran pembuangan air, sebagian diubah jadi penjara bawah tanah yang penuh dengan cerita penyiksaan tahanan. Lawang Sewu juga jadi saksi sejarah Pertempuran lima hari di Semarang yang menewaskan ribuan jiwa di sekitar bangunan itu.
Setelah kemerdekaan ia berganti fungsi menjadi kantor Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah hingga tahun 1994.
Ketika saya masuk gedung, memang kesan seram sangat terasa sekali. Orang bilang auranya berbeda, di beberapa sudut ruangan bulu kuduk pun berdiri. Bahkan ada beberapa wastafel, yang masih asli peninggalan jaman Belanda dulu. Sampai akhirnya tibalah saya di lantai dua bangunan Lawang Sewu, yang mirip-mirip lapangan bola. Karena luas dan panjang, kosong ”Dulu tempat ini katanya sering dipakai untuk pesta-pesta pak..dan tempat ini sebagai tempat berkumpulnya hantu-hantu Lawang Sewu di malam hari,” Kata Mas Nyoto. Hrrrrr....langsung saja semua bulu kuduk merinding mendengar cerita Mas Nyoto. Lah.. saat itu posisi saya ada ruangan tersebut..gimana nggak merinding. Hmm...terpaksa deh, tidak mau jauh-jauh dengan kuncennya.
Di satu kesempatan, saya mengambil gambar beberapa sudut ruangan, dimana posisi saya membelakangi salah satu sudut ruangan. Lagi enak-enaknya ngambil foto, sekelebatan bayangan lewat belakang saya dengan desiran angin yang cukup keras. Bbet..bbett....saya kaget sekali dan hampir mau jatuh. Melihat hal tersebut, Mas Nyoto, yang berada sekitar 4 meter di samping saya, segera lari dan menarik tangan saya agar tidak terjatuh. Diserempet ya Mas...disitu memang ada cewek cantiknya....,” busyeet deh...siang-siang gini masih bisa diserempet hantu. Masih menurut Mas Nyoto, kalau berkunjungnya malam hari, mungkin cewek tersebut bisa nongol Mas....busyeet..kabuuur. Setelah kejadian tersebut saya memang merasa lebih seram berada di dalam Lawang sewu.Terlebih ketika melanjutkan perjalanan ke ruang penjara bawah tanah....duh...duh...sudah gelap, lembab pula udaranya....sangat mengundang. Yang pertama saya lihat adalah penjara jongkok, dengan kedalaman satu meter dan tinggi satu meter pula. Konon, waktu itu penjara ini diisi oleh 6 orang dan tidak dikasih makan pula. Alias, sebetulnya orang yang dimasukkan sini berarti di kubur hidup-hidup. Saya nggak bisa membayangkan, bagaimana menderitanya orang yng ditahan saat itu. Selanjutnya, Mas Nyoto mengantarkan saya melihat tempat pemenggalan kepala yang berlokasi tidak jauh dari penjara jongkok. Untuk mengambil foto tempat ini sulit sekali...mungkin tidak rela kali ya yang punya....hehehe....sampai akhirnya ketika Mas Nyoto mengucapkan sesuatu, kamera saya baru bisa di jepret. Busyeet...sereeem....
Selain itu masih ada penjara berdiri dan tempat pembuangan mayat. Jadi, para tahanan yang sudah meninggal, diangkat dan dimasukkan ke dalam tempat pembuangan mayat, yang selanjutnya menuju ke sungai kecil di belakang penjara. Duuh....selama setengah jam berada di ruang bawah tanah betul-betul membuat deg-degan. Takut tiba-tiba ada penampakah....hiiii. Berani menerima tantangan, berkunjunglah kesini dan jangan lupa berkunjung ke ruang bawah tanahnya.

suara miaw / Author & Editor

Aku adalah apa yang aku pikirkan

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Edited By Taufiq Nugraha| Templatelib