Jam
menunjukkan pukul 04.00 AM, saatnya renungan mulai. Mas Fauzi Ketua
panitia memerintahkan peserta dan panitia untuk duduk melingkar dan
mulai mematikan lampu. Pandangan saya hanya terpaku ke depan dan
kemudian mulai menghitung jumlah peserta. Satu, dua, tiga dan upsss
jumlah semua bertambah satu orang, rasa takut mulai menyelimutiku. "Mbak
Dewi kok pesertanya nambah satu?". "Iya dek aku juga ngeliat
kok, sapa tuh?". Saat aku berbicara dan memandangi peserta yang agak
aneh, tiba-tiba terdengar suara kereta api dan terdengar suara lukisan
jatuh gubraaakkk!!!. Lalu aku langsung menyalakan lampu tetapi tak ada
satu pun lukisan terjatuh tetapi peserta yang aneh itu masih ada tetapi
tak seorang pun mengenali peserta itu.
Wajah pucat, rambut
acak-acakan dan memakai sweater merah. Dia tetap merunduk dan duduk diam
di pojokan. Tiba-tiba dia mengangkat mukanya... Upppsss kami semua
langsung lari ketakutan karena melihat wajah seramnya, dengan wajah agak
ancur, bertaring dan mata merah menyala memandangi kami. Semua lari
keluar vila dan entah kami tak tau arah tujuan kami sampai di pertigaan
jalan.
Tiba-tiba ada pohon yang tumbang, dan yang membuat kami
lebih takut lagi ada sesosok mahluk yang dibungkus kain putih dan diikat
seperti permen ada di atas pohon dengan wajah yang tak jelas bentuknya
menyeringai kepada kami. "Whaaa lariii ada pocong". Kami sudah tidak
tahu siapa yang ada di depan atu belakang kami dan kemana arah tujuan
kami. Tiba-tiba ada seorang warga yang menenangkan kami. Setelah
menceritakan semua yang terjadi, bapak Djarum mengantar kami kembali ke
villa. Untunglah ada pak Djarum yang datang membantu, kalau tidak jadi
apa kami ini?.
Keesokan harinya pemilik vila menceritakan
bahwa dulu juga ada mahasiswa yang meminjam villa ini meninggal tertimpa
lemari, dan semenjak kejadian itu banyak sekali yang diganggu. Mungkin
perempuan yang kami lihat kemarin adalah perempuan yang diceritakan
pemilik vila. Semoga dia gak mengganggu lagi yaaa, dan semoga gak
ngikutin kami.
0 comments:
Post a Comment